Sabtu, 06 Desember 2008

TEMPAT DAN CARA DO'A

Petunjuk Kajian

Sesungguhnya telah faham dan dapat merasakan bahwa setiap hamba Allah yang beriman akan senantiasa mendambakan limpahan kurnia dari Allah, karena itu Allah telah mengajarkan tentang syarat dan cara berdo’a kepada-Nya agar diterima dan dikabulkan, sebagaimana difirmankan-Nya dalam Surah Mukminun, 23 : 14, yaitu :

Artinya : “Maka serulah olehmu kepada Allah secara ikhlas baginya Ad Din walaupun orang-orang kafir itu membencinya.”

Maksud ayat tersebut, bahwa setiap hamba Allah yang mendambakan do’anya diterima Allah, maka wajib berpangkal dari “mukhlishi-na lahud din”, artinya memelihara “kebersihan Ad Din” (QS Az Zumar, 39 : 3), yang dengan itu menjauhi dari segala pikiran dan perbuatan yang tidak disyari’atkan oleh Islam, antara lain tidak dicampuri dari bentuk yang berbau bid’ah dalam hal al aqidah maupun sistem taqorrubnya, karena Rasulullah diutus untuk menjadi contoh utama bagi hamba yang mukmin (QS Al Hajj, 22 : 67).

Tela’ah dan Bahasan

Bahwa sebenarnya perkataan “Do’a, Qunut, dan Shalat” adalah sama arti dan maknanya. Karena itu dalam pelaksanaannya wajib menepati aturan sesuai dengan contoh dari Rasulullah, artinya tidak dilakukan atas dasar rasa keinginan seseorang dengan tanpa ada aturan yang wajib ditaati karena maksud daripada Ad Din itu sendiri adalah “Aturan”, dan Allah telah tetapkan keberadaan Rasulullah saw sebagai teladan yang wajib diikuti (QS Al Hujurat, 49 : 7).

Selanjutnya dengan mengingat bahwa Allah menetapkan sebagai pokok dalam berdo’a kepada Allah sebagasimana dinyatakan dalam Surah Al A’raf, 7 : 55, yaitu :

“Berdo’alah kamu kepada Robb kamu secara tunduk dan secara diam-diam penuh kelembutan Sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang melanggar batas”.

Maknanya adalah dalam bermohon kepada Allah itu adalah menyempaikan suara nurani(hati),maka dalam perjalanannyapun juga harus benar sesuai aturan,karena Rasulullah telah menjelaskan bahwa “Ahli Bid’ah” itu keseluruhan dari ‘ibadah dan ‘amalnya serta do’anya tidak akan pernah diterima Allah,karena diibarat-kan telah keluar dari Islam seperti rambuit ditarik dari tepung. (Hadits Shahih riwayat Ibnu Majah dari jalan Hudzaifah). Adapun tuntunan berdo’a menurut Sunnah Rasulullah saw adalah sebagai berikut:

01. Wajib yaqin kepada Allah bahwa Allah akan mengabulkannya.

02. Wajib menjaga hati dari segala yang mengotorinya dan membuat lupa diri.

03. Tempatkan do’a pada :

a. Antara Adzan dan Iqomah.

b. Pada setiap Sujud dalam Shalat.

c. Pada kala duduk Tahiyat akhir sebelum salam mengakhiri Shalat.

04. Tidak perlu mengangkat tangan dengan menengadah kelangit, kecuali pada tiga tempat, yaitu: diwaktu Perang, diwaktu Shalat Istisqo’ dan diwaktu Wuquf di ‘Arafah.

05. Yang dipinta harus sesuai dengan keadaan diri,dan tidak dibenarkan meminta sesuatu yang diluar batas keadaan diri,kemudian sesuaikan do’a itu dengan perilakunya.

06. Rasulullah tidak pernah melakukan do’a secara bersama dengan dipimpin oleh seseorang kemudian diaminkan bersama.

07. Sekiranya sedang dalam keadaan menghadapi sesuatu masalah,maka dapat berdo’a sendiri dengan adab memuji Allah dengan Asma-ul Husna-Nya, kemudian mengucapkan shalawat,kemudian berdo’a dengan menggunakan bahasa yang dimengertinya.Setelah usai maka ditutup dengan shalawat,dan diakhiri dengan hamdalah memuji Allah.

08. Do’a dalam Shalat maka wajib dengan bahasa Shalat.Dan andaikata dalam bahasa sendiri maka haram diucapkan tetapi wajib dalam hati.

09. Shabar dan tidak berputus asa kepada Allah.Karena Dia Maha Menerima Do’a.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang hamba mudah lupa diri dari mengingat Allah dengan ikhlash.

Tidak ada komentar: