Senin, 03 November 2008

KEDUA ORANG TUA

Petunjuk Kajian


Sesungguhnya Allah telah wasiatkan kepada hambaNya agar tahu kewajiban terhadap kedua orang tua, sebagaimana Allah firmankan di dalam Al Qur-an Surah Luqman, 31 : 14-15, sebagai berikut :


Artinya : “Dan sadarlah, Kami telah wasiatkan kepada kedua orang tuamu, dimana ibunya telah mengandungnya secara payah d iatas kepayahan dan menyapihnya dalam masa dua tahun. Hendaklah bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Karena kepada-Ku adalah tempat kembali; Dan jika kedua orang tuamu berusaha kepadamu agar kamu menyekutukan kepada-Ku secara apa yang tiada bagimu dasar ilmu, maka janganlah kamu ta’ati mereka berdua, akan tetapi pergaulilah keduanya dalam dunia ini secara baik. Dan turutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku tempat kembali kamu. Maka akan Aku beritakan kepada kamu tentang segala apa yang kamu kerjakan ketika hidup didunia.”


Maksud ayat-ayat tersebut adalah memperingatkan kepada setiap hamba agar tahu mensyukuri nikmat hidup yang ditetapkan Allah atasnya dan dengan melalui proses kejadian, adanya “tiga kegelapan” (QS Az Zumar, 39 : 6). Karena itu wajib memelihara hubungan kehormatan terhadap kedua orang tua yang mempunyai rasa keprihatinan berat (QS Al Hijr, 15 : 5), dan bertanggung jawab atas pendidikannya (QS An Nisa, 4 : 9).


Maka hanya satu hal yang menjadikan hijab antara anak dengan kedua orang tua, yaitu masalah Al ’Aqidah Tauhid, karena di sisi Allah seseorang tidak dapat menanggung dosa orang lain kecuali hanya semata-mata amal tiap individu perorangan hamba Allah (QS An Najm, 53 : 38-39).


Analisis dan Bahasan


Sebagai hamba Allah yang telah menerima hidayah iman dan nur Islam, sudah pasti paham bahwa keberadaan kehidupan manusia di alam fana ini, adalah sebagai “Khalifah” (pengganti) sebagaimana ketetapan awal Allah ciptakan Adam (QS Al Baqarah, 2 : 30), asal kejadian dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (QS Al Hijr, 15 : 26), kemudian keturunannya diciptakan-Nya dari sari tanah (QS Al Mukminun, 23 : 12-14).


Proses berketurunan inilah yang merupakan “sentuhan pertama” peringatan Allah untuk bersyukur atas nikmat hidup melalui perantaraan kedua orang tua, yaitu ibu dan bapak, dengan tuntutan berlaku bajik (QS Al ‘Ankabut, 29 : 8).


Maka bagi yang mendambakan ampunan dari Allah dan akan menjadi penghuni Jannah, dituntut mengikuti petunjuk do’a sebagaimana difirmankan-Nya dalam Surah Al Ahqof, 46 : 15 :


Artinya : “Ya Robb, tunjukilah aku agar aku mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau meridlainya, dan berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada keturunanku. Sungguh aku bertaubat kepada-Mu, dan sesunguhnya aku termasuk dari golongan orang-orang yang berserah diri.”


Inilah do’a yang wajib diiringi ketaatan kepada kedua orang tua dalam kebajikan yang dituntunkan dalam Islam. Dengan begitu akan memperoleh generasi yang senantiasa taat kepada Allah dan patuh kepada rumah tangga Islam, mengingat bahwa rumah tangga Muslim adalah “lembaga inti” yang dipersiapkan untuk membangun umat di bawah naungan hukum Islam.